Pengertian Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh.
Fungsi Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh.
Fungsi Protein
Pertumbuhan dan pemeliharaan
Sebelum sel sel dapat
mensintesis protein baru, harus tersedia semua asam amino esensial yang
diperlukan dan cukup nitrogen atau ikatan amino (NH2) guna pembentukan asam
amino nonesensial yang diperlukan. Pertumbuhan atau penambahan otot hanya
mungkin bila tersedia cukup campuran asam amino yang sesuai termasuk untuk
pemeliharaan dan perbaikan. Beberapa jenis jaringna tubuh membutuhkan asam-asam
amino tertentu dalam jumlah lebih besar. Rambut, kulit, dan kuku membutuhkan
lebih banyak asam amino yang mengandung sulfur. Protein kolagen merupakan
protein utama otot urat-urat dan jaringan ikat. Fibrin dan miosin adalah protein lain yang terdapat di
dalam otot-otot. Protein tubuh berada dalam keadaan dinamis. Yang secara
bergantian dipecah dan disintesis kembali. Tiap hari sebanyak 3 % jumlah
protein total berada dalam keadaan berubah ini. Dinding usus yang setiap 4 atau
6 hari harus diganti. Membutuhkan sintesis 70 gram protein setiap hari. Tubuh
sangat efisien dalam memelihara protein yang ada dan menggunakan kembali asam
amino yang diperoleh dari pemecahan jaringan untuk membangun kembali jaringan
yang sama atau jaringan lain.
Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh
Hormon-hormon, seperti
tiroid, insulin, dan epinefrin adalah protein. Demikian pula berbagai enzim.
Ikatan-ikatan ini bertindak sebagai katalisator atau membantu
perubahan-perubahan biokimia yang terjadi di dalam tubuh.
Hemoglobin, pigmen
darah yang berwarna merah dan berfungsi sebagai pengangkutr oksigen dan karbon
dioksida adalah ikatan protein. Begitupun bahan-bahan lain yang berperan dalam
penggumpalan darah. Protein lain adalah fotoreseptor pada mata.
Asam amino triptofan
berfungsi sebagai prekursor vitamin niasin dan pengantar saraf serotonin yang
berperan dalam membawa pesan dari sel
saraf yang satu ke sel saraf yang lain.
Dalam hal kekurangan
protein, tampaknya tubuh memprioritaskan pembentukan ikatan-ikatan tubuh yang
vital ini.
Mengatur keseimbangan air
Cairan tubuh terdapat
di dalam tiga kompartemen: intraselular (di dalam sel),
ekstraselular/interselular (di antara sel), dan intravascular (di dalam
pembuluh darah). Kompartemen-kompartemen ini dipisahkan satu sama lain oleh
membran sel. Distribusi cairan didalam kompartemen-kompartemen ini harus dijaga
dalam keadaan seimbang atau homeostatis. Keseimbangan ini diperoleh melalui sistem
kompleks yang melibatkan protein dan elektrolit. Penumpukan cairan di dalam
jaringan dinamakan edema dan merupakan tanda awal kekurangan protein.
Memelihara netralitas tubuh
Protein tubuh
bertindak sebagai buffer, yaitu
bereaksi dengan asam dan basa untuk menjaga pH dalam taraf konstan. Sebagian
besar jaringan tubuh berfungsi dalam keadaan pH netral atau sedikit alkali
(pH7,35-7,45)
Pembentukan antibodi
Kemampuan tubuh untuk
memerangi infeksi bergantung pada kemampuannya untuk memproduksi antibodi
terhadap organism yang menyebabkan infeksi tertentu atau terhadap bahan-bahan
asing yang memasuki tubuh. Tingginya tingkat kematian pada anak-anak yang
menderita gizi kurang kebanyakan disebabkan oleh menurunnya daya tahan terhadap
infeksi (muntaber, dan sebagainya) karena ketidakmampuannya membentuk antibody
dalam jumlah yang cukup.
Kemampuan tubuh untuk
melakukan detoksifikasi terhadap bahan-bahan racun dikontrol oleh enzim-enzim
yang terutama terdapat di dalam hati. Dalam keadaan kekurangan protein
kemampuan tubuh untuk menghalangi pengaruh toksik bahna-bahan racun ini
berkurang. Seseorang yang menderita kekurangan protein lebih rentan terhadap
bahan-bahn racun dan obat-obatan.
Mengangkut zat-zat gizi
Protein memegang
peranan esensial dalam mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna melalui
dinding saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke jaringan-jaringan, dan
melalui membrane sel ke dalam sel-sel. Sebagian besar bahan yang mengangkut
zat-zat gizi ini adalah protein. Alat angkut protein ini dapat bertindak secara
khusus, misalnya protein pengikat retinol yang hanya mengangkut vitamin A. Atau
dapat mengangkut beberapa jenis zat gizi seperti mangan dan zat besi, yaitu
transferin; atau mengangkut lipida dan bahan sejenis lipida, yaitu lipoprotein.
Kekurangan protein,
menyebabkan gangguan pada absorpsi dan transportasi zat-zat gizi.
Sumber energi
Sebagi sumber energi,
protein ekivalen dengan karbohidrat, karena menghasilkan 4kkal/g protein.
Namun, protei sebagai sumber energi. relatif lebih mahal, baik dalam harga
maupun dalam jumlah energi yang dibutuhkan untuk metabolism energi.
Akibat kekurangan protein
Kekurangan protein
banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni
pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anak-anak di bawah lima tahun
(balita). Istilah kwashiorkor pertama diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams
pada tahun 1933 ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dalam bahasa
Ghana kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua
sedang ditunggu kelahirannya. Kekurangan protein sering ditemukan secara
bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan
marasmus. Sindroma gabungan antara dua jenis kekurangan ini dinamakan
Energy-Protein Malnutrition / EPM atau Kurang Energi Protein / KEP atau Kurang
Kalori-Protein/ KKP. Sindroma ini merupakan salah satu masalah gizi di
Indonesia.
Akibat kelebihan protein
Protein secara
berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya
tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang
sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan
protein dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam
amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan
kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi,
diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan uterum darah, dan demam. Ini dapat
dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi,
sehingga konsumsi protein mencapai 6g/kg berat badan. Batas yang dianjurkan
untuk konsumsi protein adalah dua kali Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein.
Angka kecukupan
protein
Kebutuhan protein
menurut FAO /WHO/UNU (1985) adalah “konsumsi yang diperlukan untuk mencegah
kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang diperlukan
dalam masa pertumbuhan, kehamilan, atau menyusui”
Angka kecukupan
protein (AKP) orang dewasa menurut hasil-hasil penelitian keseimbangan nitrogen
adalah 0,75gram/kg berat badan, berupa protein patokan tinggi yaitu protein
telur (mutu cerna/digestibility dan daya manfaat/utility telur adalah 100).
Angka itu dinamakan safe level of intake atau taraf suapan terjamin. Angka
kecukupan protein yang dianjurkan dalam taraf suapan terjamin menurut kelompok
umur dapat dilihat pada table ini:
Angka kecukupan
protein menurut kelompok umur dinyatakan dalam taraf suapan terjamin.
Kelompok
umur (tahun)
|
AKP (nilai PST) gram/kg berat
badan
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|
0-0,5
0,5-2
4-5
5-10
10-18
18-60
60+
Ibu hamil
Ibu menyusui enam bulan pertama
Ibu menyusui enam bulan kedua
Ibu menyusui tahun kedua
|
1,86
(85% dari ASI)
1,39
(80% dari ASI)
1,08
1,00
1,96
0,75
0,75
+12 gram/hari
+16 gram/hari
+12 gram/hari
+11 gram/hari
|
1,86
(85% dari ASI)
1,39
(80% dari ASI)
1,08
1,00
0,90
0,75
0,75
|
Angka kecukupan
protein dipengaruhi oleh mutu protein hidangan yang dinyatakan dalam Skor Asam
Amino (SAA), Daya Cerna Protein (DCP) dan berat badan seseorang. Cara menaksir
AKP adalah sebagi berikut:
AKP = Taraf suapan
terjamin x 100/SAA x 100/DCP x berat badan
Widyakarya Pangan
Nasional Pangan dan Gizi 2004 menetapkan AKP untuk penduduk Indonesia
berdasarkan berat badan patokan, mutu
protein, dan daya cerna protein hidangan di pedesaan. WHO (1990) menyatakan
protein sebanyak 10-20% kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan.
Angka kecukupan
protein yang dianjurkan
Golongan umur
|
Berat badan (kg)
|
Tinggi badan (cm)
|
AKP (g)
|
Golongan umur
|
Berat badan (kg)
|
Tinggi badan (cm)
|
AKP
|
0-6 bl
7-11 bl
1-3 th
4-6 th
7-9 th
Pria:
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
≥65 th
|
6,0
8,5
12,0
17,0
25,0
35,0
48,0
55
60
62
62
62
|
60
71
90
110
120
138
155
160
165
165
165
165
|
10
16
25
39
45
50
60
65
60
60
60
60
|
Wanita
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
≥65 th
Hamil
Menyusui
0-6 bl
7-12 bl
|
38,0
49
50
52
55
55
55
|
145
152
155
156
156
156
156
|
50
57
55
50
50
50
50
+17
+17
+17
|
Sumber protein
Bahan makanan hewani
merupakan sumber protein yang baik dalam jumlah maupun mutu, seperti telur,
susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang
kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta kacang-kacangan lain.
Kecang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai
biologi tertinggi. Seperti telah dijelaskan semula protein kacang-kacangan
terbatas dalam asam amino metionin.
Padi-padian dan
hasilnya relatif rendah dalam protein, tetapi karena dimakan dalam jumlah
banyak, member sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari. Seperti telah
dijelaskan terdahulu protein padi-padian tidak komplit, dengan asam amino
pembatas lisin. Menurut catatan Biro Pusat Statistik tahun 1999, rata-rata
51,4% konsumsi protein penduduk sehari berasal dari padi-padian.
Bahan makanan hewani
kaya dalam protein bermutu tinggi, tetapi hanya merupakan 18,4% konsumsi
protein rata-rata penduduk Indonesia. Bahan makanan nabati yang kaya dalam
protein adalah kacang-kacangan. Kontribusinya rata-rata terhadap konsumsi
protein hanya 9,9%. Sayur dan buah-buahan rendah dalam protein, kontribusinya
rata-rata terhadap konsumsi protein adalah 5,3%. Gula, sirup, lemak, dan minyak
murni tidak mengandung protein.
Dalam merencanakan
diet, di samping memerhatikan jumlah protein perlu diperhatikan pula mutunya.
Protein hewani pada umumnya mempunyai susunan asam amino yang paling sesuai
untuk kebutuhan manusia. Akan tetapi harganya relatif mahal. Untuk menjamin
mutu protein dalam makanan sehari-hari, dianjurkan sepertiga bagian protein
yang dibutuhkan berasal dari protein hewani.
Catatan Biro Pusat
Statistik pada tahun 1999, menunjukan secara nasional konsumsi protein sehari
rata-rata penduduk Indonesia adalah 48,7 gram sehari. Ini telah melebihi
rata-rata standar kecukupan protein sehari (45 gram).
Nilai protein berbagai
bahan makanan (gram/100gram)
Bahan
makanan
|
Nilai
protein
|
Bahan
makanan
|
Nilai
protein
|
Kacang kedelai
|
34,9
|
Keju
|
22,8
|
Kacang merah
|
29,1
|
Kerupuk udang
|
17,2
|
Kacang tanah kupas
|
25,3
|
Jagung kuning pipil
|
9,2
|
Kacang hijau
|
22,2
|
Roti putih
|
8,0
|
Biji jambu mente
|
21,2
|
Mie kering
|
7,9
|
Tempe kacang kedelai murni
|
18,3
|
Beras setengah giling
|
7,6
|
Tahu
|
7,8
|
Kentang
|
2,0
|
Daging sapi
|
18,8
|
Gaplek
|
1,5
|
Ayam
|
18,2
|
Ketela pohon (singkong)
|
1,2
|
Telur bebek
|
13,1
|
Daun singkong
|
6,8
|
Telur ayam
|
12,0
|
Bayam
|
3,5
|
Udang segar
|
21,0
|
Kangkung
|
3,0
|
Ikan segar
|
16,0
|
Wortel
|
1,2
|
Tepung susu skim
|
35,6
|
Tomat masak
|
1,0
|
Tepung susu
|
24,6
|
Mangga harumanis
|
0,4
|
Daftar pustaka:
Almatsier,Sunita.2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.